Senin, 02 Maret 2009

UNDANGAN WORKSHOP PTK TGL 14-15 MARET 2009

Untuk meningkatkan minat dan motivasi bagi teman-teman guru IPA SMP Negeri dan swasta Se Kabupaten Ponorogo tentang PTK, maka MGMP IPA SMP akan mengadakan WorkshopPelaksanaan workshop di SMP 3 Ponorogo dengan pembicara Dra. Husnul Chotimah, M.Pd guru SMA Lab Malang dan dosen UM. Adapun kegiatannya adalah 1) Pembukaan, 2) Pembicara Utama, 3. Presentasi dari guru yang telah juara PTK tingkat Nasional 4)Pembuatan Proposal tahap 1, 4)ISHOMA dan Pembuatan Proposal Tahap 2. Sedangkan acara hari minggu adalah 1) Presentasi Proposal, 2) Coofee Break, 3) Presentasi Proposal, 4) Penutupan

Baca Selanjutnya ..

PENGUMUMAN TERBARU

Diumumkan kepada seluruh anggota MGMP IPA SMP Kabupaten Ponorogo dan simpatisannya tentang jadwal ICTPelatihan ICT akan dilaksanakan besok pada tanggal 7 Maret 2009 di SMA Bakti. Materinya adalah pembuatan blog dan sebagainya. Sehubungan masih banyak teman-teman Guru IPA yang belum punya E-mail maka dalam tahap pertama adalah pembuatan E-mail terlebih dahulu. Kepada teman-teman yang sudah punya E-mail dimohon untuk membantu teman yang lain. Jika belum bisa maka dimohon untuk selalu berkonsultasi dengan para MASTER TEACHER yang telah master dalam hal pembuatan blog dan email.

Baca Selanjutnya ..

Rabu, 07 Januari 2009

STRUKTUR ORGANISASI MGMP IPA SMP KABUPATEN PONOROGO

Susunan Pengurus MGMP IPA Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut
Pembina : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo
Penanggung Jawab : Drs. Paseh ( Kepala SMPN 2 Pulung )
Ketua : Drs. Gunandi (Guru SMPN 1 Sambit)
Sekretaris : Edi Suprianto, M.Pd (Guru SMPN 1 Babadan)
Bendahara : Mustikowati, S.Pd (Guru SMPN 1 Ngrayun)
Anggota : Diana, S.Pd (Guru SMPN 6 Ponorogo)
: Achmad Junaidi, S.Pd ( Guru SMPN 2 Slahung)
Guru Inti : 1. Drs. Ikhwan, M.Si ( SMPN 1 Babadan )
2. Siswanto, S.Pd ( SMPN 1 Jambon )
3. Suko Prasetyo, S.Pd ( SMPN 6 Ponorogo )
Anggota : Seluruh Guru IPA Se SMP Negeri dan swasta Kabupaten Ponorogo
Baca Selanjutnya ..

PENTINGNYA BAGI SUAMI ISTRI MENGETAHUI GOLONGAN DARAHNYA

Pentingnya bagi suami istri untuk mengetahui golongan darahnya. Mengapa demikian?. Karena jika tidak cocok akan menyebabkan erithrobalastosis foetalis
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.

Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.

Salah satunya Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN yang berguna untuk tes kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans mendeskripsikan satu set 21 antigen.

Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH.


Sistem ABO


Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.

Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan Sel Darah Merah Plasma
A Antigen A Antibodi A
B Antigen B Antibodi B
AB Antigen A & B Tidak ada antibodi
O Tidak ada antigen Antibodi Anti A & Anti B
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.

Tabel distribusi golongan darah
Populasi O A B AB
Suku pribumi Amerika Selatan 100% - - -
Orang Vietnam 45.0% 21.4% 29.1% 4.5%
Suku Aborigin di Australia 44.4% 55.6% - -
Orang Jerman 42.8% 41.9% 11.0% 4.2%
Suku Bengalis 22.0% 24.0% 38.2% 15.7%
Suku Saami 18.2% 54.6% 4.8% 12.4%


Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
Ibu/Ayah O A B AB
O O O, A O, B A, B
A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB
B O, B O,A,B,AB O,B A, B, AB
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB



Rhesus Faktor
Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina.
Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).
Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).


Penting Untuk Transfusi
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.
Singkatnya berdasarkan panduan dari apa yang telah dilakukan oleh Landsteiner, pada 1907 sejarah mencatat kesuksesan transfusi darah pertama yang dilakukan oleh Dr. Reuben Ottenberg di Mt. Sinai Hospital, New York.
Berkat keahlian Landsteiner pula banyak nyawa dapat diselamatkan dari kematian saat terjadi Perang Dunia I, dimana transfusi darah dalam skala lebih besar mulai dilakukan. Kemudian, Karl Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan resipien (penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor.
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.
Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenis golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk minoritas.

Tabel kecocokan golongan darah

Gol Darah Resipien Donor harus
AB+ Golongan darah mana pun
AB- O- A- B- AB-
A+ O- O+ A- A+
A- O- A+
B+ O- O+ B- B+
B- O- B-
O+ O- O+
O- O-

Tabel kecocokan plasma
Resipien Donor harus
AB AB manapun
A A atau AB manapun
B B atau AB manapun
O O, A, B atau AB manapun



Penting untuk Suami Istri
Selain hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang tengah dikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah rhesus negatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada perkawinan antar bangsa.
Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu.
Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan.
Pada kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning (karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada kulit).
Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran.
Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisa dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa diselamatkan.
Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health checkup) dan bagi ibu yang ingin memiliki bayi dan atau yang telah dinyatakan positif hamil untuk segera memeriksa kesehatannya.
Namun, satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum memungkinkan untuk melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip (Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+), karena keduanya menghasilkan Rhesus faktor yang sama yaitu Rh+.
Jadi, sudah tahu kan, bahwa golongan darah itu sangat penting untuk diketahui dan berguna untuk kehidupan. Ketahui golongan darah anda sekarang juga.

Sumber: www.medicastore.com

Baca Selanjutnya ..